Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2008
Gambar
TRAVELLING Kali ini bukan cerita PPL tapi tokoh-tokohnya masih orang-orang PPL. Yup, suatu minggu yang cerah kami jalan-jalan ke tempat wisatanya orang-orang Kediri, Gua Selomangleng. Lebih jelasnya, ikuti tamasya lewat catatan ini... #sightseeing time GUA SELOMANGLENG Sabtu malam teman-teman yang bernama Novi sama Puteri SMS tuk ajak jalan-jalan minggu pagi ke gunung Klotok (sebagian orang Kediri menyebutkan bukit Hollywoodnya Kediri, hehe). Kami (Andi, Hakim juga aku) pun mengiyakan ajakan mereka. Mereka usul ke sana dengan jalan kaki. Kami pun oke-oke saja, malah kami yang khawatir ’apa kuat nanti mereka berjalan?’ Minggu (20/ Juli) pagi-pagi sekali Novi sama Puteri sudah memeringatkan dalam SMS-nya agar segera siap pergi, tapi kami agak teledor. Kami pun jalan cepat keluar kontarakan. Merasa telat kami memutuskan untuk naik becak saja ke perempatan jalan ke Selomangleng. Ada lucunya lho, si Hakim salah memanggil tukang becak, becak yang dipanggil ialah becak untuk pengangk
sudut melankolia SISWA Ketika pertama kali masuk kelas tertanam sudah dalam benak, sekarang aku jadi guru maka berbuatlah sebagaimana guru yang menyenangkan seperti guru kesayanganku dulu. Saat memberi ulasan materi dimana aku bisa melihat semua siswa. Ada banyak reaksi selama pelajaran. Aku terhempas dalam kenangan silam ketika menjadi siswa. Aku harus ‘bertransformasi kenangan’. Seandainya aku jadi siswa saat ini apakah aku bisa menerima pelajaran yang baru saja aku ulas. Refleksi ini sangat berguna agar aku benar-benar bisa mentransfer ilmu dengan baik. Di kelas, dari depan saat memandangi siswa-siswa tiba-tiba aku menemukan banyak keajaiban. Dia mirip temanku! Dia mirip sahabatku dulu! Ah, yang benar saja. Ya, meski dia bukan teman yang ku kenal tapi ada kesan temanku pada mereka. Sehingga ku temukan banyak ‘temanku’ di sini. Aku bisa merasakan ini. Teman-temanku ada dalam siswa-siswaku. Hm, aku pun senyum-senyum sendiri. Bisa jadi sosokku juga ada di sini.
sudut melankolia UPACARA Senin pertama kali yang ku lalui di sekolah ini adalah tradisi upacara. Hm, sudah lama sekali sejak dari lulus SMA otomatis tidak pernah melakukannya. Kini, selama PPL di sini aku akan mengulangi tradisi upacara yang tentunya berkesan beda. Ya, sekarng posisiku sebagai guru . Dulu, aku termasuk sedikit ogah-ogahan kalau melakukan upacara. Intinya aku tidak menjalani dengan khidmat. Ada saja ulah selama upacara, baik bercanda atau pusing-pusing yang akhirnya harus keluar dari upacara . Semua kenangan upacara sepertinya terlintas sepanjang acara yang pertama kali ini. Hingga aku sampai-sampai senyum sendiri . Terasa indah sekali. Aku bisa membayangkan dengan syahdu hingga ku rasakan keindahan pada spiritual di pagi ini. Angin yang menerpa-nerpa selama upacara berlangsung menambah suasana hati benar-benar melankolia. Sekarang, hanya posisi yang membedakan aku dengan terdahulu. Kalau dulu aku sebagai murid, sekarang tempatku dideretan guru-guru yang posisinya men
Diary PPL GURU YANG TAK BERSAHABAT -Usai mengajar di kelas XII IPS xxx tiba-tiba Chandra bilang kalau aku guru yang tak bersahabat. What’s?! apa gak salah denger nech?! Ini Fitnaaahhh?! (jeritku tak percaya)_hehe, ini terlalu dramatisir ya kata-katanya?! Ceritanya begini. Hari ini aku mengajar mengenai komik di kelas XII IPS xxx . Hm, siswa-siswanya kurang bisa dikondisikan. Berulang kali sudah aku peringatkan jangan terlalu gaduh selama aku menjelaskan tapi mereka tetap saja ada yang berbuat macam-macam. Lalu aku keluarkan jurus andalanku, diam memperhatikan terus siswa yang sedang berulah hingga yang lain juga berpaling ke arahnya. Setelah itu suasana kelas hening. Aku pun mulai mengeluarkan kata-kata peringatan bersifat nasehat. Juga mengeluarkan kata-kata sindiriran. Seperti ini misalnya, ’begini ya kalian kalau guru PPL yang mengajar, meremehkan lalu berulah macam-macam. Dan bla-bla-bla....’. Semua diam. Juga ada suara, ’enggak kok pak, jangan su’udzon pak, gak baik pak’ , serta
Diary PPL GP-KU BAIK HATI! Welcome to SMAN 1 Kediri! Kata-kata itu seolah-olah menyambut kedatangan kami di sekolah tempat kami PPL ini. Datang dan masuk ke ruang guru, dilanjutkan perkenalan ke guru-guru yang hadir serta perkenalan kepada guru pamongnya masing-masing . Di sini, ada 4 mahasiswa dari jurusan Pendidikan Seni Rupa yakni, aku, Budi, Ganda, dan Afid. Sekolah ini hanya memiliki 2 guru kesenian yang keduanya berlatar belakang seni rupa, yakni pak Suyadi dan pak Harjito. Otomatis tiap guru pamong membawahi 2 mahasiswa. Aku dan Ganda pada pak Suyadi, sedangkan Budi dan Afid pada pak Harjito. Instruksi pak Suyadi aku dan Ganda mengajar di kelas X. Sedangkan pak Harjito meminta Budi dan Afid mengajar di kelas XI. Pada perkenalan, pak Harjito pun memberi arahan kepada Budi dan Afid di ruang guru. Sedangkan GP kami juga memberi arahan, beliau mengajak untuk ngopi ke kantin, kata beliau di sana lebih nyaman dan santai . Kami pun ngobrol dengan akrab, pak Yadi orangnya asyik, santa
hellooowww,, duh lama buanget yach ga datang-datang cerita PPL dariku, padahal 'to be continued'(di edisi 'teman-temanku ppl'udah karatan), hehe. tapi, jangan kuatir, kagak karatan dech, yang namanya cerita tu abadi, ga percaya?! ne mulai lagi aku cerita-cerita seputar PPL(walau udah kelar, tapi, ingatanku tentang PPL masih membekas), tenang aja, pecaya dech,..so, udah siap yach?! (lagian udah aku buka posting ' Diary PPL ' yang pertama) selamat santap ;-)
Diary PPL 2 MINGGU NGANGGUR Hari awal PPL membuat merasa tak berguna saja. Sebab apa coba? Sebelum masuk regular, sebagai siswa baru harus menjalani MOS. Kami sebagai peserta PPL di SMAS’T sepertinya harus membantu MOS. Tapi, kami merasa canggung karena sejak hari pertama kami menanti ajakan OSIS untuk turut masuk menjadi panitia MOS tak pernah datang. Otomatis, kami hanya bengong di sekolah. Tiap hari datang, nganggur dan siang sekitar pukul 14.00 WIB baru pulang. Begitulah yang terjadi. Kami tak berani menawarkan diri kepada OSIS sebelum mereka mengundang kami dating ke base camp-nya. Fiuhhh, akhirnya teman-teman meruntuk juga. ‘ngapain kita ke skul kalo gak ada guna kayak gini’, begitu kira-kira gerutu kami. Hari demi hari kami tetap menunggu ajakan OSIS, tapi sampai hari akhir MOS ajakan itu tak pernah datang sampai-sampai sebelum hari MOS berakhir kami nekat tuk minta waktu perkenalan kepada siswa baru bahwa tahun awal ajaran baru ini sekolah kedatangan ’tamu’ mahasiswa PPL. Itu p